Ketidakadilan Ekonomi dan Gagasan Sosialisme
Agung Nugroho
“Kita harus berjuang dengan sekuat-kuatnya, sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.“ (Nyai Ontosoroh )
Hubungan Produksi Ekonomi dengan Sejarah Perkembangan Masyarakat
Menurut kenyataan sejarah perkembangan masyarakat disimpulkan bahwa masyarakat manusia telah mengalami berbagai macam tingkat perkembangan. Hal ini dapat dibedakan dalam 5 (lima ) macam cara produksi yang mewakili 5 (lima) tipe susunan atau system masyarakat, antara lain sebagai berikut : 1. Komune Primitif 2. Pemilikan Budak 3. Feodalisme 4. Kapitalisme 5. Sosialisme. Sistem masyarakat tersebut dalam perwujudannya di berbagai negeri sudah barang tentu mempunyai kekhususannya masing-masing. Tetapi di antaranya terdapat ciri-ciri atau sifat –sifat umum di semua negeri dan yang pertama-tama ditentukan oleh watak dari hubungan-hubungan produksi ekonomi dalam masyarakat itu.
Sistem komune primitif ( urikomunismus, urgemeinschaft) adalah system masyarakat sebelum masyarakat terbagi-bagi kedalam klas-klas sosial. Sistem kepemilikan budak, Feodalisme dan Kapitalisme, merupakan bentuk masyarakat yang sudah terbagi dalam klas-klas sosial, yang berdasarkan hak milik perseorangan atas alat-alat produksi berdasarkan hubungan produksi ekonomi yang tidak seimbang ( penghisapan terhadap klas pekerja ). Sosialisme adalah system masyarakat yang berdasarkan hak milik kemasyarakatan atas alat-alat produksi, masyarakat yang terbebas atas penindasan manusia terhadap manusia yang lain.
Lebih lanjut dapat dijelaskan sifat-sifat terpenting dari masing-masing masyarakat atau cara produksi tersebut, sebagai berikut :
Sistem Komune Primitif
fase kehidupan manusia purba/ komune primitif berdasarkan corok produksinya yakni:
1. masa berburu dan meramu tingkat sederhana (Palaeothik).
2. masa berburu dan meramu tingkat lanjut (Mesolithik).
Masa berburu dan meramu tingkat sederhana (Palaeothik)
Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya, manusia hanya melakukan proses ekstradiksi konsumtif terhadap alam secara subsiten dan hidup secara nomaden berdasarkan tingkat ketersediaan pangan. Masa ini berlangsung lambat, karena jenis peralatanya yang sangat sederhana. Hidup no maden dikarenakan area yang dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sangat luas.
Dalam cara produksi komunal primitif, alat-alat produksi dimiliki secara bersama (atau alat produksi adalah milik sosial). Posisi dan hubungan mereka atas alat-alat produksi adalah sama. Semua orang bekerja dan hasil produksinya dibagi secara adil diantara mereka. Karena alat produksi masih primitif hasil produksinya pun belum berlebihan diatas dari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga tidak ada basis/alasan orang/kelompok untuk menguasai hasil kerja orang lain.
Manusia pada masa ini dalam mendapatkan makanan dilakukan dengan cara berburu dengan menggunakan teknologi sederhana. Mereka masih menggunakan alat yang terbuat dari batu, dikarenakan aktivitas ini memerlukan tenaga, fisik yang besar, maka aktivitas berburu dilakukan oleh laki-laki dan perempuan melakukan pekerjaan disekitar rumah, seperti meramu hasil buruan, menjaga anak dan menjaga lingkungan.
Di wilayah benua Asia didapati perkakas, yang dipergunakan oleh penduduk Asia yang pertama. Tempat kediaman mereka terletak dilembah sungai atau digoa-goa, karena disitulah pula perkakas yang dimaksud itu yang terbanyak ditemukan, terutama diantara barang-barang itu adalah kapak dari batu yang tidak mempunyai tangkai (gagang. ) atau yang disebut kapak tangan. Mereka dalam pemenuhan ekonominya dengan cara berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan buah-buahan.
Masa berburu dan meramu tingkat lanjut (Mesolithik)/ Palaeothik Tinggi
Dalam sejarah teknologi, revolusi palaeothik nTinggi meletus sekitar 70.000/40.000 tahun yang silam3 jenis perkembangan peralatan cepat dengan kemajuan dalam teknik penyerpihan dan pemecahan alat-alat dari batu. Masa tersebut juga menghasilkan setidaknya tiga penciptaan sebagai pioneer: budidaya anjing, seni pemanahan dan lukisan, serta pembuatan model yang menyerupai binatang dan manusia. Prestasi para pemburu Palaeothik Tinggi dalam menjinaklkan anjing yang semula merupakan pesaing-mungsuhnya sehingga menjadi binatang pembantu yang taat merupakan keberhasilan pertama manusia dalam melatih binatang non-manusia dengan tugas tertentu demi tujua-tujuan manusia.
Peradaban sudah maju tidak hanya di Eropa melainkan sudah meluas ke sebagaian besar benua Asia dan Amerika. Penduduk berdiam dalam rumah keju, yang dihiasi dengan ukir-ukiran. Dalam membuat busur panah, manusia Palaeonthik Tinggi memanfaatkan kekuatan sebuah benda fisik tak bernyawa, yakni elastisitas kayu, yang me mungkinkan daya otot manusia untuk menarik busur dan menembakan anak panah lebih jauh dari pada lemparan tangan manusia tanpa alat Bantu. Sementara itu, lukisan dan pembuatan binatang serta manusia tiruan adalah karya seni rupa pertama yang diketahui. Para pelukis dinding gua memanfaatkan permukaan dinding yang tidak rata untuk membuat relief-relief dasar yang mirip dengan binatang.
Sistem Pemilikan Budak
Masa bercocok tanam (Neolithik)
Pada masa ini manusia menemukan cara-cara untuk menggerinda dan menyerpih sesuai dengan tujuan pembuatnya, tetapi juga memungkinkan para pembuat alat menciptakan semakin banyak alat dengan bahan-bahan mentah tersedia. Namun demikian, prestasi yang menonjol pada masa Neolithik ini bukanlah seni menggerinda alat-alat, melainkan budidaya sejumlah spesies tanaman dan binatang.
Agrikutur (bersawah) dan pertenakan hewan secara pasti telah menjadi sebuah penemuan manusia terpenting sampai saat ini. Kedua penemuan ini sebagai dianggap sebagai sarana yang sangat baik untuk mensejahterakan yaitu sebagai syarat untuk keberlangsungan hidup secara komunal.manusia berlajar sebagian hasil panen tahunannya sebagai benih penanaman tahun berikutnya. Corak produksi beserta alat-alat perkakasnya terbagi menjadi dua fase :
1. Fase batu besar (megalitikum) yaitu kebudayaan dan corak produksi manusia mengunakan perkakas batu sebagai alat untuk berccocok tanam dan memahat bagunan batu besar sebagai tempat persembahan ataupun sebagai kuburanan batu untuk nenek moyang :
a. Menhir, yaitu Tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
b. Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
c. Dolmen, yaitu meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
d. Punden Berundak-undak, yaitu bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dibuat dalam bentuk bertingkat-tingkat.
e. Sarkofagus, yaitu peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal)
f. Kubur Batu, yaitu peti jenazah yang terbuat dari batu pipih.
g. Arca, yaitu patung yang menggambarkan binatang atau manusia yang biasanya disembah.
2. Fase logam yaitu kebudayaan manusia dan corak produksi manusia sebagian besar menggunakan benda-benda yang terbuat dari logam atau zaman ketika manusia sudah menggunakan alat-alat kehidupan dengan peralatan yang berasal dari logam. Dibagi menjadi tiga fase:
a. Fase Tembaga, adalah zaman ketika manusia mulai mengenal peralatan dari logam
b. Fase Perunggu, adalah zaman ketika manusia mampu membuat alat-alat dari perunggu. Contohnya:
a. Kapak Corong
b. Nekara
c. Perhiasan perunggu
c. Zaman Besi, yaitu zaman ketika manusia telah dapat mengolah bijih-bjih besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
Hubungan produksi dan corak produksi inilah awal pertama masyarakat terbagi dalam klas-klas sosial Yang berdasarkan penghisapan manusia atas manusia yang lain, dalam masyarakat pemilikan budak terdapat dua kelas yang saling bermusuhan , yaitu tuan budak dan budak, karena dari pola hubungan produksi bukan lagi pemenuhan atas kebutuhan hidup bersama-sama dalam kelompok (komune) akan tetapi kelebihan produksi menjadi milik perseorangan. Suku-suku yang kuat akan menguasai suku-suku yang lemah untuk dijadikan budak dan merampas tanah untuk dijadikan kepemilikan segelintir orang atau pribadi.
Sistem Feodalisme
Sementara dalam masa feodalisme (berasal dari kata feodum yang berarti tanah) dimana terdapat dua kelas utama yaitu tuan feodal (bangsawan pemilik tanah) dengan kaum tani hamba atau petani yang pembayar upeti. Produksi utama yang dihasilkan didapatkan dari mengolah tanah. Tanah beserta alat-alat kerjanya dikuasai oleh tuan feodal atau bangsawan pemilik tanah. Kaum Tani hambalah yang mengerjakan proses produksi. Ia harus menyerahkan (memberikan upeti) sebagian besar dari hasil produksinya kepada tuan feodal atau para bangsawan pemilik tanah.
Engels mengatakan “hubungan-hubungan dalam ekonomi feodal yaitu hak mengusahakan tanah dengan upeti-upeti serta kerja-wajib perseorangan tertentu yang mana membuat petani-petani hamba ini terikat sedemikian rupa dengan tanah garapan milik tuan tanah. Petani-petani beserta keluarganya hidup dan berkembang dari di tanah garapan tersebut dan berproduksi untuk keperluan subsistensinya yang kemudian dipotong pajak atau sewa tanah yang mencekik oleh tuan tanah”.
Kaum tani tidak merupakan sepenuhnya milik kaum tuan tanah, karena ia mengusahakan tanah sendiri. Kaum tani lebih punya kemauan untuk bekerja daripada budak. Tetapi kaumtani harus membayar sewa tanah tanah yang berat kepada tuan tanah, bagian terbesar waktunya tidak dipergunakan buat bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk tuan tanah. Jadi etatp berlaku dan berlangsung penindasan klas. Oleh karenanya , kedudukan kaum tani sering tidak banyak berbeda dari kedudukan budak.
Sepanjang zaman feodal, kaum tani berjuang melawan tuan tanah. DAlam sejarah tiap-tiap negeri terjadi epmberontakan petani bahkan beralngsung hingga puluhan tahun. Pemberontakan petani inilah yang melemahkan dasar-dasar feodalisme, dan akibatnya meruntuhkan feodalisme itu sendiri. Tetapi kaum petani belum bisa mencapai kebebasan dari penghisapan. Hasil perjuangan revolusioner kaum tani dimiliki oleh kelas borjuasi yang tumbuh pada masyarakat feodal. Revolusi borjuis menyingkirkan system feodal untuk kemudian menegakkan kekuasaan kapitalisme.
Sistem kapitalisme
Masyarakat dibawah kapitalisme terbagi dalam kelas kapitalis atau borjuis dan kelas buruh atau proletariat. Buruh bukan milik kapitalis dan tidak dapat diperjualbelikan. Ia kelihatannya bebas tetapi ia tidak memiliki sama sekali alat-alat produksi sehingga terpaksa menjual tenaga kerjanya kepada pemilik alat-alat produksi yaitu si kapitalis (pemilik pabrik, perusahaan, dll). Buruh harus bekerja membanting tulang supaya tidak mati kelaparan sementara di pihak lain, suatu grup kecil kaum penghisap mendapat laba besar sedangkan massa pekerja makin lama makin banyak menderita, sengsara dan miskin. Jadi penghisapan atas kelas pekerja masih tetap berlangsung walaupun bentuknya sudah berubah.
Dibawah system kapitalis, produktivitas sangat tinggi dan produksi mencapai perluasan yang belum terjadi sebelumnya, pabrik dan perusahaan besar dilengkapi dengan mesin-mesin serta memperkerjakan ribuan buruh. Era inilah disebut era revolusi industry pada abad ke-17, dimana awal ditemukannya mesin uap oleh james watt, yang mengakibatkan industry besar-besaran di benua eropa. Eropa yang sebagian besar memiliki wilayah jajahan di Afrika, Asia dan Amerika latin memerlukan bahan-bahan mentah seperti batu bara, minyak bumi untuk menggerakkan roda-roda industry. Kebijakan kolonialisme untuk mengeksploitasi negeri jajahan dan pasar tenaga kerja yang murah menjadi praktek kapitalisme bagi negeri-negeri penjajah eropa pada masa itu. Di dalam dunia kaptalisme, barang-barang hasil industri adalah hasil kerja masyarakat dan bukan hasil kerja perorang, umpamanya pakaian atau tekstil buatan pabrik bukanlah hanya hasil kerja dari buruh-buruh yang berbagai macam keahliannya didalam pabrik pakaian tersebut, melainkan juga hasil kerja dari buruh yang membuat mesin-mesin dan bahan mentah yang diperlukan untuk pembuatan pakaian itu. Ini berarti telah terjadi sosialisasi kerja manusia dalam proses produksi tetapi hasil produksi dari kerja jutaan manusia itu hanya dimiliki oleh beberapa gelintir manusia, karena mereka yang memiliki produksi, seperti perusahaan, pabrik, tanah. Inilah sumber dari ketidakadilan masyarakat kapitalisme karena kaum kapitalis tidak memperdulikan kepentingan masyarakat, mereka hanya memproduksi dan menjual barang-barangnya untuk mendapatkan laba. Untuk memperbesar labanya mereka memperluas produksi, memperpanjang jam kerja para buruh dengan upah buruh yang lebih rendah dan melarang buruh untuk berserikat. Oleh karena semua perusahaan kapitalis merencanakan produksinya sendiri-sendiri dengan tujuan mendapatkan laba sebesar mungkin tanpa adanya kordinasi satu sama lain, maka akibatnya barang-barang yang dihasilkan pabrik kapitalisme itu jauh lebih banyak daripada permintaan dalam pasar. Anarki produksi ini menimbulkan krisis ekonomi kelebihan produksi, sehingga harga barang itu cenderung menurun karena persaingan dalam pasar. Untuk mepertahankan harga jangan jatuh terlalu rendah, kaum kapitalis menghancurkan barang-barang produksi mereka yang menumpuk dalam gudang juga mengurangi atau menghentikan produksi dengan memecat buruh secara besar-besaran. Hal ini peranah dilakukan oleh Pemerintah kolonial Belanda ketika abad ke 17, dimana VOC ketika memonopoli perdagangan di Indonesia punya hak ectrapasi yaitu hak untuk membakar perkebunan cengkeh, kopi, lada dan pala ketika mengalami over produksi di Indonesia.
Negara Inggris merupakan Negara kapitalis yang paling maju pada abad ke 19. Seiring dengan perkembangan itu timbul banyak persoalan yang perlumendapatka penjelasan teoritis untuk dapat membimbing pemecahannya dalam praktek. Situasi demikian dengan sendirinya melahirkan ahli-ahli ekonomi yang besar yang besar di Inggris , seperti Adam Smith ,David Ricardo dan sebagainnya. Para ahli ekonomi inilah yang melakukan penelitian perkembangan kapitalisme untuk menjawab persoalan-persoalan yang timbul. Misalnya, apa yang menentukan nilai barang dagangan dalam pertukaran jual-beli. Adam smith dan David Ricardo mengemukakan hasil penelitiannya bahwa yang menjadi dasar perhitungan dalam pertukaran barang dagangan itu adalah jumlah kerja manusia yang terkandung dalam barang dagangan , ialah nilai barang dagangan. Dan Marx seterusnya mengembangkan lebih lanjut dan labih mendalam mengenai hasil-hasil penelitian mereka.
Sistem Sosialisme
Di dalam masyarakat sosialis alat-alat produksi dimiliki bersama oleh masyarakat . Karena itu di dalam masyarakat sosialis tidak mungkin lagi ada orang-orang atau golongan-golongan yang dapat menggunakan alat-alat produksinya untuk menghisap karja orang lain. Hanya orang yang bekerja berhak makan. Tujuan hubungan produksi ekonomi sosialisme dalam mengatasi ketidakadilan ekonomi adalah menjamin dipenuhinnya secara maksimum kebutuhan material dan kultual yang semakin meningkat dari klas pekerja. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan terus-menerus meningkatkan dan menyempurnakan produksi sosialis di atas dasar teknik setingi-tingginya. Pembagian hasil-hasil produkasi dalam masyarakat sosialis dilaksanakan menurut prinsip, setiap orang bekerja menurut kesanggupannya, setiap orang menerima hasil kerja. Para para pemikir sosialisme yang melawan kapitalisme. Antara lain:
Sosialisme Utopis atau Sosialisme Utopia adalah sebuah istilah untuk mendefinisikan awal mula pemikiran sosialisme modern. Para sosialis utopis tidak pernah benar-benar menggunakan ini untuk menyebut diri mereka; istilah "Sosialisme Utopis" awalnya diperkenalkan oleh Karl Marx dan kemudian digunakan oleh pemikir-pemikir sosialis setelahnya, untuk menggambarkan awal kaum sosialis intelektual yang menciptakan hipotetis masa datang dari penganut paham egalitarian dan masyarakat komunal tanpa semata-mata memperhatikan diri mereka sendiri dengan suatu cara dimana komunitas masyarakat seperti itu bisa diciptakan atau diperjuangkan. Kata utopia sendiri diambil dari kisah pulau Utopia karangan Thomas Moore.
1. Thomas More (1478-1535)
Mengorganisasikan masyarakat di sebuah pulau dan semua memiliki pendapat yang sama . semua bekerja dibengkel tanpa pemilik, semua sebagai pekerja.
2. Babeuf dengan “manifesto kaum plebeyes” (1760-1797)
- Tanah dan bumi bukan milik pribadi, tetapi milik semua. Apa yang diambil orang melebihi kebutuhan makannya adalah pencurian milik masyarakat dan harus dikembalikan.
- mencita-citakan terbentuknya suatu republic oleh dan utuk orang-orang yang sama posisinya. Karena alat produksinya tanah , menunjukkan saat itu peralwananan terhadap feodalisme.
3. Saint Simon
- Mengharapkan masyarakat adil dan makmur bukan melalui perjuangan klas, tetapi dengan penataan nasyarakat dari natas yang ilmiah ( taknokratik ). Pengikutnya mnejadi gerakat filasafat religious.
4. Robert Owen (1771-1858) adalah seorang pelaku bisnis sukses yang menyumbangkan banyak laba dari bisnis nya demi peningkatan hidup karyawannya. Reputasi dia meningkat ketika dia mendirikan suatu pabrik tekstil di New Lanark, Skotlandia dan memperkenalkan waktu kerja lebih pendek, membangun sekolah untuk anak-anak dan merenovasi rumah-rumah tempat tinggal pegawainya. Ia juga merancang suatu komunitas Owenite yang disebut New Harmony (Keselarasan Baru) di Indiana, AS. Komunitas ini bubar ketika salah satu dari mitra bisnisnya melarikan diri dengan membawa semua laba yang ada.
Sosialisme Ilmiah
Karl Mark dan F. Engels (1818-1883) Kapital dan Nilai lebih, ekonomi kapitalisme tidak hanya mengatasi keterbatasan ekonomi klasik borjuasi dalam teori nilai dan teori uang. Baik Adam Smith maupun David Ricardo terbentur dalam jalan buntu ketika hendak menjelaskan hubungan natara capital dengan kerja , tentang asal-usul nilai lebih.
Dalam suratnya kepada seorang ahli ekonomi inggris Mc. Culloch (1789-1864), Ricardo menulis: “Saya tidak puas dengan penjelasan saya mengenai azaz-azaz yang menguasai nilai. Saya harap aka nada seorang manusia yang lebih cakap daripada saya, yang dapat menyelesaikannya” dan ternyata Karl mark bersama F. Engels berpuluh-puluh tahun kemudian setelah wafatnya Ricardo, dapat memberikan penyelesiannya. Sebabnya Mark dan Engels menembus keterbatasan pendirian kelas borjuis yang menganggap kapitalisme sebagai susunan ekonomi yang tertinggi terakhir dan abadi. Dengan menempatkan diri pada pendirian kelas yang sedang tumbuh dan maju yaitu kelas proletar Mark dan Engels dapat mengupas sifat historis dari kategori-kategori ekonomi kapitalisme dan melahirkan ekonomi politik yang bukan saja mengatasi keterbatasan ekonomi klasik borjuis, tetapi juga menjadi senjata untuk mengatasi kapitalisme itu sendiri. Menyikapkan “rahasia” penghisapan kapitalis ialah teori nilai lebih dari Mark dan Engels. Oleh karena itu, Lenin menamakan ajaran tentang nilai lebih sebagai batu alas (fondasi) dari teori ekonomi Mark.
Untuk menjelaskan pokok-pokok dari teori nilai lebih ini dimulai sedikit penjelasan tentang kapital. Pada tingkat tertentu dari perkembangan produksi barang dagangan, uang berubah menjadi kapital. Uang itu sendiri bukan kapital. Misalnya, bagi produsen-produsen kecilbarang dagangan yang hidup dari penjualan barang-barang hasil mereka, uang berperan sebagai alat peredaran dan bukan sebagai kapital. Rumus peredaran barang ialah B-U-B (barang dagangan-uang-barang dagangan). Yaitu menjual barang dagangan demi membeli barang dagangan lain atau dengan kata lain nilai pakai yang satu do tukar dengan nilai pakai yang lain. Jadi tujuan dari proses peredaran adalah nilai pakai. Tapi uang menjadi kapital bila dipergunakan untuk menghisap kerja orang lain. Rumus untuk kapital ialah U-B-U membeli guna menjual (dengan untung). Disini adalah awal dan akhir proses adalah sama : uang (nilai). Oleh sebab itu gerak kapital tidak aka nada artinya jika jumlah uang pada akhir proses masih tetap sama dengan jumlah uang pada awalnya. Seluruh arti dari aktivitas kapitalis terletak dalam hal bahwa akibat operasi itu ia mempunyai lebih banyak uang daripada yang dimiliki semula. Jadi tujuan proses peredran disini ialah bertambahnya nilai. Maka, rumus umum kapital dalam bentuk lengkapnya adalah: U-B-U* (U*=U+U). Apakah sumber pertambahan kapital itu? Pertambahan ini tidak dapat timbul dari peredaran barang dagangan. Sebab itu hanya pertukaran barang-barang yang senilai. Pertambahan itu juga tidak dapat terjadi dari kenaikan harga, sebab untung yang didapat sebagai penjual akan hilang sebagai kerugian yang diderita sebagai pembeli. Sedangkan yang dipersoalkan bukan gejala individual, melainkan gejala sosial, rata-rata dan masal. Dalam kenyataan yang sesungguhnya, pertambahan kapital diperoleh oleh seluruh kelas kapitalis
Teranglah, pemilik uang untuk menjadi kapitalis harus mendapatkan dipasar suatu barang dagangan yang lebih dipergunakan dapat menciptakan nilai yang lebih besar dari nilai barang itu sendiri. Dengan kata lain pemilik uang harus mendapatkan di pasar suatu barang dagangan yang nilai pakainya memiliki sifat khas sebagai sumber nilai. Dan memang ada barang dagangan semacam itu, yaitu tenaga kerja manusia dengan menunjukkan bahwa buruh menjual kepada kaum kapitalis bukan kerja melainkan tenaga kerja. Mark telah memecahkan masalah yang menyebabkan ekonomi politik klasik memasuki jalan buntu. Ini bukanlah main sulap dengan kata-kata belaka, melainkan salah satu dari hal yang terpenting dalam seluruh ekonomi politik
Daftar Pustaka :
1. Tjoo Tik Tjoen. “Ekonomi Politik Marxis”, Lesma, 2008. Jakarta.
2. Agung Nugroho. Artikel diskusi UIN “Cultur Dan Gerakan Petani di Indonesia abad 18- 20”.Jakarta 2010. Universitas Islam Negeri.
3. G.V Plakanov. “ Sosialisme Utopian Abad XIX”selected workers. Edisi lima jilid. 1957.