Facebook Badge

Monday, April 7, 2014

HATTIN 1187 ( Daffa Aldianto Yuwono )

                                                             HATTIN 1187
           
               

Salah ad-din yusuf ibn ayyub,atau saladin ,tapi itu bukan nama ku ,itu tokoh islam yang  menaklukan yerussalem. Kalau nama ku sih aton,alias daniel kenton aku mempelajari sejarah jadi aku tahu saladin dll.
            Saat pulang dari sekolah aku tiduran di kasur. Saat baru memejamkan mata, aku mendengar suara kuda, jadi aku langsung  bangun,`ternyata aku ada di gurun pasir lalu ada seseorang naik kuda dengan pasukannya menghampiriku. Anehnya dia bertanya pakai bahasa indonesia,”siapa namamu?”,aku menjawab,”aton, namamu siapa?”,dia jawab,”saladin”,aku langsung kaget mendengarnya.
aku di bawa ke camp nya dia.Ternyata  mereka mempersiapkan perang karena saladin menyatakan perang,aku diberi perlengkapan perang dan saladin berkata,”ikutkah perang bersama kami”,lalu aku masuk ke perjurit yang akan melakukan pengintaian,saladin ternyata mengumpulkan pasukan dari seluruh kemaharajaannya  seperti:syria utara,allepo,damaskus dan mesir. Gerakan pertamanrya pada mei 1187 adalah mengirim empat amirnya (panglima) serta 6.500 prajurit untuk melakukan pengintaian  yang di dalamnya ada aku. Tanpa disengaja, grand master ksatria perwat dan bait allah   berada di daerah tersebut untuk menyelesaikan perselisihan antara count raymond dari tripoli,yang telah merundingkan gencatan senjata awal,dengan raja guy dari yerussalem kedua grand master tersebut hanya diiringi sedikit prajurit, mereka berangkat dengan 150 ksatria dan 350 prajurit untuk menyergap pasukan muslim.mereka menemukan musuh sedang memberi minum kuda di sumur cresson, tidaklah mengejutkan kalau hampir semua ksatria ditumpas-mereka kalah dengan jumlah dengan perbandingan 40:1. Hanya grand master bait allah,gerard de ridefort,dan dua rekannya yang berhasil lolos. Misi pengintaian muslim tetap dilakukan,melewati tiberias di danau galilea ,untuk menghancurkan pasukan kristen di nazaret.
            Pasukan yang berhadapan muslim (perkiraan) askari= 12.000, turkoman dan kavaleri lain= 26.000.infantri=12.000,total=50.000 sedangkan pihak kristen (diperkirakan)ksatria ordo=120,ksatria feudal =700,tentara bayaran=4.000,turcopole= 4.000,infantri= 32.000,                total= 38.200,tapi ada suatu keanehan  tiba –tiba aku jatuh saat menginjak daun dan jatuhnya seperti jatuh ke jurang,lalu aku melihat cahaya dan aku masuk ke cahaya itu dan,”huah”,aku pun terbangun dari tidur dalam posisi di lantai ,lalu aku menghela nafas dan berkata,”untung hanya mimpi”,.Pertempuran hattin dimenangkan oleh umat muslim. grand master bait allah adalah ksatria kristen.Di situ orang yang merusak gencatan senjata ,reynald de cahatilon dan seluruh ksatria bait allah dieksekusi oleh saladin
  
                    

HATTIN 1187

HATTIN 1187



Salah ad-din yusuf ibn ayyub,atau saladin ,tapi itu bukan nama ku ,itu tokoh islam yang  menaklukan yerussalem. Kalau nama ku sih aton,alias daniel kenton aku mempelajari sejarah jadi aku tahu saladin dll.
Saat pulang dari sekolah aku tiduran di kasur. Saat baru memejamkan mata, aku mendengar suara kuda, jadi aku langsung  bangun,`ternyata aku ada di gurun pasir lalu ada seseorang naik kuda dengan pasukannya menghampiriku. Anehnya dia bertanya pakai bahasa indonesia,”siapa namamu?”,aku menjawab,”aton, namamu siapa?”,dia jawab,”saladin”,aku langsung kaget mendengarnya.
aku di bawa ke camp nya dia.Ternyata  mereka mempersiapkan perang karena saladin menyatakan perang,aku diberi perlengkapan perang dan saladin berkata,”ikutkah perang bersama kami”,lalu aku masuk ke perjurit yang akan melakukan pengintaian,saladin ternyata mengumpulkan pasukan dari seluruh kemaharajaannya  seperti:syria utara,allepo,damaskus dan mesir. Gerakan pertamanrya pada mei 1187 adalah mengirim empat amirnya (panglima) serta 6.500 prajurit untuk melakukan pengintaian  yang di dalamnya ada aku. Tanpa disengaja, grand master ksatria perwat dan bait allah   berada di daerah tersebut untuk menyelesaikan perselisihan antara count raymond dari tripoli,yang telah merundingkan gencatan senjata awal,dengan raja guy dari yerussalem kedua grand master tersebut hanya diiringi sedikit prajurit, mereka berangkat dengan 150 ksatria dan 350 prajurit untuk menyergap pasukan muslim.mereka menemukan musuh sedang memberi minum kuda di sumur cresson, tidaklah mengejutkan kalau hampir semua ksatria ditumpas-mereka kalah dengan jumlah dengan perbandingan 40:1. Hanya grand master bait allah,gerard de ridefort,dan dua rekannya yang berhasil lolos. Misi pengintaian muslim tetap dilakukan,melewati tiberias di danau galilea ,untuk menghancurkan pasukan kristen di nazaret.
            Pasukan yang berhadapan muslim (perkiraan) askari= 12.000, turkoman dan kavaleri lain= 26.000.infantri=12.000,total=50.000 sedangkan pihak kristen (diperkirakan)ksatria ordo=120,ksatria feudal =700,tentara bayaran=4.000,turcopole= 4.000,infantri= 32.000,                total= 38.200,tapi ada suatu keanehan  tiba –tiba aku jatuh saat menginjak daun dan jatuhnya seperti jatuh ke jurang,lalu aku melihat cahaya dan aku masuk ke cahaya itu dan,”huah”,aku pun terbangun dari tidur dalam posisi di lantai ,lalu aku menghela nafas dan berkata,”untung hanya mimpi”,.Pertempuran hattin dimenangkan oleh umat muslim. grand master bait allah adalah ksatria kristen.Di situ orang yang merusak gencatan senjata ,reynald de cahatilon dan seluruh ksatria bait allah dieksekusi oleh saladin

Saturday, September 22, 2012

SEJARAH DIALEKTIKA GERAKAN IDEOLOGI SOSIAL DEMOKRASI DI INDONESIA ( 1930 - 1960 )


SEJARAH DIALEKTIKA GERAKAN IDEOLOGI SOSIAL DEMOKRASI
DI INDONESIA
( 1930 - 1960 )

Sejarah gerakan Sosial Demokrasi di Indonesia tidak bisa lepas dari benturan antar ideologi Marxisme ( penganut ajaran Karl Marx )  pada abad ke-20, sejak kongres pertama komintern (  komunis internasional  ) di Amsterdam pada tahun 1904. Salahsatu tugas utama yang dibebankan ke pundak komintern oleh pendirinya adalah menciptakan peranan komunisme di muka bumi antara dua perang dunia, karena kepentingan komintern tidak berhenti pada negara-negara tetangga Rusia, namun upaya mereka di Asia merupakan salahsatu bagian menempatkan komunisme di wilayah negara-negara jajahan seluruh dunia :
Negara-negara Timur bukan hanya dunia Asia yang tertindas. Negara-negara Timur adalah keseluruhan dunia terjajah, dunia rakyat yang tertindas bukan hanya di Asia, tetapi juga Afrika dan Amerika Selatan: Dengan kata lain, seluruh bagian dunia tempat eksploitasi kaum masyarakat kapitalis Eropa dan Amerika Serikat.[1]
Keyakinan bahwa negeri jajahan ( koloni ) memainkan peran penting dalam    menopang sistem kapitalis bukan merupakan bagian asli pandangan kaum Marxis. Tradisi yang diusung kaum sosialis revolusioner ( marxisme ) Eropa tidak hanya cendrung mengabaikan masalah umum penjajahan tapi juga lebih jauh menyangkal bahwa kaum komunis mengambil peran di wilaya terbelakang seluruh dunia. Kehancuran kapitalisme lewat revolusi sosialis menarik perhatian perhatian para pendiri pergerakan; dan ini menurut mereka hanya dapat terjadi pada wilayah industri maju di Eropa Barat, tempat kelas proletar ( buruh ) yang besar jumlahnya tertindas di bawah sistem borjuasi ( pemilik modal ).
Dengan demikian persoalan tanah jajahan tidak begitu penting dalam pemikiran kaum Marxisme. Hal itu berlangsung sampai beberapa tahun  setelah meninggalnya Karl Marx, para pemikir marxis mulai melakukan interpretasi ulang sistem yang telah ia letakkan guna memberikan peran lebih penting bagi negara-negara Timur, karena memasuki  abad ke-20 kesejahteraan masyarakat eropa meningkat, bahkan yang lebih mengejutkan bagi kaum sosialis revolusioner posisi ekonomi sosial kelas buruh  di Eropa meningkat tajam. Fenomena tersebut memperjelas bahwa dalil Marx tentang masa depar Eropa akan mengalami krisis ekonomi yang mendalam serta menyebabkan  kesengsaraan  kelas buruh ternyata keliru., dalam hal ini perlu penafsiran ulang untuk menjelaskan perkembangan baru.
Dalam menjawab krisis ideologi ini, kelompok utama kaum sosialis eropa membuang keyakinan bahwa sosialisme hanya dapat dicapai lewat revolusi. Kemajuan besar bisa dilakukan apabila kaum buruh melakukan perjuangan lewat gerakan parlementer untuk memaksa kaum kapitalis menyetujui tuntutan mereka dan berkuasa terhadap pemerintahan. Revisi teori Marx ini mempunyai dampak yang besar bagi sikap kaum marxisme dalam masalah internasional. Ketika kaum proletar mendapat kesempatan berpartisipasi  dalam pemerintahan serta ikut mengendalikan negara, selanjutnnya ikut berperan dalam kemakmuran bangsa, dalil Karl Marx yang menyatakan kaum proletar tidak memiliki tanah air sudah tidak lagi sahih.
Konsekuensi dari keadaan tersebut terjadi pada tahun 1914, ketika partai-partai sosialis negara-negara besar memutuskan untuk mendukung pemerintahan mereka dalam perang dunia pertama. Bebarapa tahun yang lalu telah Nampak perdebatan tentang masalah  negeri-negeri jajahan dalam  kongres komintern kedua di Stuttgart pada 1907. Pada pertemuan tersebut para delegasi dari Negara-negara besar mengabaikan kebijakan tegas dalam mengutuk segala bentuk kolonialisme. Mereka beralasan bahwa kepemilikan negeri-negeri jajahan bukan semata-mata keburukan, karena penghisapan Negara-negara terbelakang membawa kemakmuran terhadap kaum buruh Eropa serta menyebabkan perkembangan ekonomi dan politik bagi Negeri-negeri jajahan.
Bagi kaum revisionis marxisme ( penganut pahan marxisme dengan jalan parlementer atau reformasi ) dengan kehilangan negeri-negeri jajahan dapat membawa kemiskinan dan pengangguran bagi kaum buruh Eropa. Ketika dikaji bahwa para pemimpin revisionis menuruh harapan pada keberhasilan di parlemen dan memastikan dukungan rakyat luas kenapa secara umum mengesampingkan masalah negeri-negeri jajahan dari program partai serta lebih banyak mencurahkan perhatian pada perubahan pemerintahan kolonial daripada kemerdekaan negeri-negeri jajahan.
Bernstein sebagai pemikir ideologi sosial demokrasi berpendapat bahwa kapitalisme telah berkembang secara lebih damai, lebih progresif, menghapuskan krisis-krisis yang ada, meningkatkan standar kehidupan massa. Ia meramalkan bahwa reformasi dengan sendirinya (secara bertahap) akan membuka jalan bagi sosialisme; bahwa negara kapitalis akan berubah menjadi sosialisme (secara damai/tanpa konflik sama sekali ). Negara punya peran penting untuk mengontrol kapitalis untuk mewujudkan Negara kesejahteraan ( walfare state ) dimana kepemilikan produksi dizinkan akan tetapi tetap dibawah kontrol Negara. Berbeda dengan lenin dalam tulisannya dua langkah menuju sosialisme.  Untuk mencapai itu Lenin berpendapat harus ada diktator proletariat dan partai tunggal. Perbedaan antara sosial demokrasi dengan komunis yang pernah ditulis Soekarno :
Sebagaimana sudah kita tulis di Fikiran Ra’jat nomor percontohan tentang sebab-sebabnya kemelaratan yang diderita oleh kaum Buruh ialah stelsel kapitalisme itu, maka di nomor ini kita akan terangkan bahwa di antara beberapa cara untuk melenyapkan stelsel kapitalisme atau kapital itu terutama dua cara yang perlu kita ketahui. Kedua faham dan cara yang mempunyai pengikut berjuta-juta kaum buruh ialah faham kaum sosial-demokrat dan fahamnya kaum komunis.
Banyak aliran-aliran lain yang juga berdasarkan ilmu sosialisme, aliran-aliran yang menentang kapitalisme dan imperialisme. Tetapi oleh karena lain-lain aliran sosialistis itu tidak begitu besar artinya di dalam perjuangan kaum buruh untuk menuntut perbaikan nasibnya, maka kita hanya mengupas sosial-demokrat dan komunis saja, kedua faham yang di dunia politik Indonesia umumnya tidak asing lagi.
Kedua faham atau isme ini di dalam hakikatnya tidak mengandung perbedaan satu sama lain, oleh karena kedua isme ini berdiri di atas faham sosialisme atau lebih tegas lagi: berdiri di atas faham Marxisme. Kedua faham adalah mengaku menjadi pengikut Marx.
Sebagaimana kapitalisme sendiri adalah sebuah faham yang mempunyai beberapa aliran, aliran-aliran mana mempunyai isme-isme sendiri yang semuanya itu bersendar di atas faham kapitalisme, maka sosialisme sebagai hasilnya kapitalisme, juga mempunyai beberapa aliran.
Di dalam faham sosialisme itu termasuk juga syndikalisme dan anarkisme, kedua faham yang di halaman Fikiran Ra’jat No. 2 kita akan kupas.
Sesudah kapitalisme itu melahirkan faham-faham baru, yang bertentangan sekali dengan faham-faham yang hidup di zaman feodalisme, maka anggapan pemandangan dan pikiran rakyat di dalam sesuatu masyarakat itu dapat maju, jika tiap-tiap orang di dalam masyarakat itu hanya mempunyai kemerdekaan untuk berusaha dan berdagang, mempunyai kemerdekaan dalam pemilikan dan kemerdekaan mengadakan perjanjian-perjanjan, di dalam praktiknya ternyata tidak betul. Justru oleh karena kemerdekaan itulah maka kapitalisme makin deras, sehingga kemelaratan lebih hebat, kesengsaraan masuk di desa-dsa di rumahnya bapak tani, menghinggapi rumah tangganya kaum pedagang dan pertukangan kecil-kecil. Oleh karena kemerdekaan itu maka nasib Rakyat menjadi nasib proletar: oleh karena kemerdekaan itu maka di satu pihak timbul kelas kapitalisme dan di lain pihak timbul kelas proletar. Kelak kaum proletar ini tidak mempunyai kekuasaan sama sekali atas alat-alat pembuatan barang-barang di pabrik-pabrik dan di-onderneming-onderneming.
Sesudah kapitalisme tua disokong oleh tenaga mesin-mesin menjadi kapitalisme modern, maka nasibnya kaum proletar itu makin jelek.
Kesengsaraan dan kesedihan yang diderita sehari-hari oleh kaum buruh tentulah melahirkan cita-cita dan harapan untuk menyelamatkan pergaulan hidup manusia yang bobrok. Cita-cita dan harapan melenyapkan kemiskinan dan kebobrokan di dalam masyarakat itu melahirkan faham sosialisme yang mengajarkan kepada pengukut-pengikutnya bahwa agar supaya pergaulan hidup bisa selamat susunannya harus bersendikan di atas aturan-aturan sosialistis. Mereka yang memiliki faham itu dinamakan kaum Sosialis.
Mula-mula mereka ini belum terang betul bagaimanakah caranya stelsel kapitalisme ini harus dilenyapkan. Mereka masih membayangkan saja. Penganjur-penganjurnya belum mendapat jalan yang terang untuk menyelamatkan pergaulan hidup. Mereka masih menghayal tentang pergaulan hidup yang selamat ialah pergaulan hidup yang tidak mengenal kesengsaraan. Kaum sosialis yang mendasarkan “teorinya” ini atas khayalan belaka itu dinamakan kaum “sosialis-utopis” (Robert Owen, Saint Simon dll).
Tetapi lambat laun mereka itu makin sadar bahwa teori yang bersandar kepada utopi itu adalah teori yang tidak dapat memberi senjata untuk membasmi kepitalisme itu dengan akar-akarnya.
Teori yang dapat menyadarkan kaum proletar tentang kedudukannya di dalam masyarakat itu ialah hanya teori yang berdasar wetenschap, ialah teori yang hasilnya jadi ilmu, penyelidikan dan pengupasan yang dalam dan luas. Teori yang berdasarkan wetenschap itu dinamakan wetenschapppelijk—schapppelijk-sosialisme, lawannya utopistis-sosialisme. Watenschapppelijk-Sosialieme bukan sosialisme khayalan, tetapi sosialisme perhitungan.
Watenschapppelijk-sosialisme itu lahir di dunia sesudah pendekar kaum proletar yang terbesar, Karl Marx mempropagandakan teorinya, bagaimanakah harusnya perjuangan kaum buruh itu untuk menuju ke dunia sosialisme.
Setelah Karl Marx mengadakan penyelidikan sedalam-dalamnya tentang akar-akarnya kapitalisme yang kebutuhannya selalu bertentangan dengan kebutuhannya kaum buruh, maka Marx mengajarkan bahwa yang dapat menjungjung derajat kaum buruh itu ialah kaum buruh sendiri. Maka dari itu kaum proletar ini harus disusun di dalam satu organisasi yang menyadarkan mereka tentang nasibnya dan oleh karena itu keharusan mereka berjuang melenyapkan segala rintangan yang menentang usaha mereka menuju ke jaman sosialisme itu. Karl Marx adalah “bapaknya” dari kaum proletar.
Sebagaimana Marxisme itu adalah teorinya pergerakan kaum buruh di Eropa, Marhaenisme itu adalah teorinya kaum Marhaen di Indonesia. Teori Marhaenisme yang terkenal adalah meerwaarde-teori, ialah mengajarkan bahwa sesuatu barang itu karena tenaga kaum buruh menjadi tambah harganya. Misalnya besi yang berharga f 500—, oleh tenaga kaum buruh dibuat menjadi mesin yang berharga f 2500—. Pertambahan harga adalah f 2000—. Tetapi f 2000— ini tidak jatuh ke tangan kaum buruh (mereka menerima sedikit sekali) tetapi di tangan kaum pemodal sendiri, dan dipakainya untuk menambah besarnya modal, karena itu maka modal itu mempunyai watak melembungkan badannya, artinya kaum pemodal itu senantiasa mempunyai watak membesar-besarkan modalnya. Teorinya yang lain, yang juga termasyur ialah “Fase Teori”, atau “Evolusi-Teori”, ialah teori yang mengajarkan arahnya perubahan dari tiap-tiap pergaulan hidup manusia yang juga menjadi sebab perubahan fahamnya, anggapan dan pikiran rakyat.
Fase-teori mengajarkan bahwa masyarakat itu di jaman purbakala adalah Ur-komunistis, artinya pergaulan hidup manusia di jaman purbakala itu diatur menurut cara tidak ada ningrat-ningratan atau kelas-kelasan. Sesudah jaman ur-komunisme ini lalu, lantas lahirlah jaman feodal. Sendi dasarnya pergaulan hidup jadi feodalistis, yakni masyarakat terbagi dalam kelas raja, ningrat dan “hamba”. Habis fase feodal ini tumbul fase kapitalisme. Mula-mula jaman voor-kapitalisme dan kemudian jadi modern kapitalisme. Jaman kapitalisme ini menuju ke fase-sosialisme. Fase-teori ini dianut oleh kaum sosial-demokrat dan juga oleh kaum komunis. Kedua aliran yang besar ini mula-mula berjuang bersama-sama di bawah “pimpinannya” Karl Marx.
Sekarang orang tanya mengapa kaum sosialis yang bersendi atas Marxisme itu terpecah menjadi dua aliran atau sayap yang menimbulkan faham sendiri-sendiri?
Pada tahun 1889 sampai tahun 1914 kedua sayap ini diikat oleh satu badan yang bernama Tweede-Internationale atau di dalam bahasa Indonesia: Internasional-Kedua. Tetapi dalam tahun 1914 persatuan partai kaum buruh ini terpecah menjadi dua aliran: sayap yang satu memisahkan diri menjadi sosial-demokrat dan sayap yang lain menamakan dirinya kaum komunis. Perpecahan itu terjadi oleh karena kedua sayap ini tidak bisa akur pendiriannya satu sama lain tentang mufakat atau tidaknya kaum proletar terutama di negeri-negeri kapitalis turut menyokong peperangan dunia di tahun 1914. Kaum sosial-demokrat suka menyokong peperangan dunia itu, tetapi kaum komunis sama sekali anti peperangan. Kaum sosial-demokrat berpendapat bahwa kaum proletar harus turut menyokong pemerintahan dalam negeri “verdedigings-oorlog jika ada musuh menyerang negerinya.
Kaum komunis mendirikan Internasionale sendiri ialah: "Derde-Internasionale” ialah Internasional-Ketiga di Moskow di bulan Maret 1919. Pemimpin-pemimpin terbesar dari kaum komunis ialah Lenin, Trotsky dan Zinoview mengajarkan bahwa pergaulan hidup manusia tidak harus tumbuh sebagaimana sudah digambarkan di dalam teori-teorinya Karl-Marx, tetapi pergaulan hidup dapat mengadakan fase-sprong, artinya bahwa masyarakat yang masih berada di dalam fase feodal itu tidak harus melalui zaman kapitalisme lebih dulu untuk menuju ke jaman sosialisme.
Dus pergaulan hidup Rusia yang masih feodal itu bisa terus masuk jaman sosialisme, zonder menginjak fase jaman kapitalisme dulu, asal saja cukup alat-alatnya. Teori yang demikian ini dinamakan teori fase-sprong.
Kaum sosial-demokrat membantah teori fase-sprong ini. Oleh sosial-demokrat fase-sprong ini disebutkan anti-Marxisme. Mereka mengajarkan bahwa tiap-tiap pergaulan hidup itu harus tumbuh menurut wet-wet-nya alam. Karl Kautsky, pemimpinnya sosial-demokrat berkata bahwa wet-evolusi—fase teori—yang digambarkan oleh Marx itu harus tunduk. Sosial-demokrat berkata: “Marx bilang, bahwa masyarakat bergerak melalui beberapa fase, yakni melalui beberapa tingkat. Dulu fase ur-komunisme, kemudian fase feodal (ningrat-ningratan), kemudian fase modern-kapitalisme, kemudian fase sosialisme. Tiap-tiap fase harus dilalui. Sesudah fase ur-komunis tidak boleh tidak tentu fase feodal. Sesudah fase feodal tidak boleh tidak tentu fase voor-kapitalisme; dan begitu seterusnya. Dus masyarakat tidak bisa melompati sesuatu fase. Misalnya naik kereta api dari Bandung ke Jakarta harus melalui Cimahi, kemudian Padalarang, kemudian Purwakarta, kemudian Cikampek, kemuduan Kerawang, kemudian Jakarta. Mau-tidak-mau semua tempat itu harus dilalui oleh kereta api itu. Tidak bisa dari Cimahi sekonyong-konyong Purwakarta, dengan melompati Purwakarta, dengan melampaui Padalarang itu dengan secepat-cepatnya, melompati Padalarang kita tidak bisa. “Begitu pula dalam kita masuk ke fase sosialisme. Kapitalisme tidak boleh tidak harus dilewati. Bagian kita ialah melewati fase kapitalisme itu dengan secepat-cepatnya, supaya bisa selekas-lekasnya diganti fase sosialisme!”—begitulah kaum sosial demokrat berkata sebagai bantahan atas sikap kaum komunis yang dari feodalisme (masyarakat Rusia masih 60% feodalisme) ujung-ujung masuk ke fase sosialisme.
Perbedaan yang kedua ialah bahwa tiap-tiap orang—menurut kaum sosial-demokrat—yang hidup di dalam suatu masyarakat itu adalah jadi anggota masyarakat itu dan oleh karena itu ia berhak mengeluarkan pikirannya, kemauannya dan cita-citanya tentang cara-cara masyarakat itu diatur. Dus dengan lain perkataan pergaulan hidup itu harus diatur secara demokratis. Tetapi kaum komunis mengajarkan bahwa demokrasi itu di dalam hakikatnya tidak memberi kemerdekaan kepada Rakyat. Di dalam praktiknya, kata mereka, demokrasi itu tidak ada. Dan jika demokrasi ini ada, kerakyatan itu tidaklah dapat memberi hak-hak kepada Rakyat untuk mengatur pergaulan hidup. Dus demokrasi itu adalah perkataan kosong belaka. Kaum komunis oleh karena itu tidak mufakat dengan demokrasi itu tetapi mengajarkan bahwa hanyalah “diktator-proletariat” saja (artinya bahwa hanya kaum proletar saja yang mempunyai suara) yang dapat memberi kekuasaan hidup manusia itu bagi keselamatan masyarakat. Diktato-proletariat itu adalah suatu alat untuk mendatangkan pergaulan hidup sosialistis—begitulah kaum komunis berkata. Di dalam diktator-proletariat ini, maka orang-orang yang bukan proletar tidak boleh ikut bersuara. Orang-orang yang bukan proletar tidak diberi stem di dalam pemerintahan negeri. ( Soekarno pada terbitan Fikiran Ra’jat, 1 Juli 1932 Nomor 1, hal. 9—12).[2]
Kembali kepada konteks berkembang gerakan sosial demokrasi di Indonesia tidak lepas dari gerakan sosial demokrasi di Eropa yang sudah besar , Pada tahun 1908 para mahasiswa di Negeri Belanda mendirikan Indische Vereening ( Persatuan Hindia ) sebelum organisasi hanya sebagai tempat kumpul dansa-dansa dan reuni antar mahasiswa, dalam  perkembangannya berubah namanyaa menjadi perhimpunan Indonesia  pada tahun 1922., semakin terlibat kemasalah-masalah politik. Tokoh-tokoh PKI yang diasingkan antara lain Tan  Malaka dan Semaun sering berpidato dalam rapat-rapatnya organisasi tersebut akhirnya bergerak kearah radikal. Dua di antara para pemimpin-pemimpin PI adalah Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir yang menerima banyak penafsiran ideologi  marxis ( revisionis ), kemudian pada tahun 1931 Perhimpunan Indonesia mengalami keretakan ketika Kaum Komunis yang berorientasi ke Moskow berhasil memegang kekuasaan  lantas Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir di keluarkan karena tidak sejalan.
Kegagalan pemberontakan PKI 1926 terhadap pemerintah kolonial Belanda membawa dampak buruk bagi perkembangan pergerakan nasioanal Indonesia, pada tahun 1929 pemrintah mengambil tindakan terhadap PNI dengan menangkap Soekarno dan pemimpin-pemimpin lainnya. Di akhir tahun 1930 Soekarno dijatuhi hukuman empat tahun penjara Sukamiskin, Bandung. Dengan demikian maka lumpuhlah kegiatan-kegiatan PNI tanpa Soekarno. Semakin berat tekanan pemerintah Kolonial Belanda terhadap PNI di Tahun 1931 membuat organisasi tersebut menjadi oraginisasi terlarang. Sebagai gantinya dibentuklah Partindo ( Partai Indonesia ) yang mempunyai cita-cita yang sama dengan PNI self help ( mandiri ), non-koopratif dan nasionalis radikal dengan aksi rakyat. Akan tetapi banyak para mantan anggota PNI yang kehilangan semangat, pada bulan februari 1932 jumlah anggota Partindo hanya 3000 orang. Beberapa pemimpin-pemimpin pergerakan Indonesia mengacam pembubaran PNI termasuk yang paling menonjol ketika itu Mohammad Hatta, pada saat itu masih berada di Negeri Belanda.
Pada bulan desember 1931, Syarir yang baru pulang dari \Negeri Belanda membentuk organisasi tandingan terhadap Partindo. Organisasi tersebut adalah Pendidikan Nasional Indonesia dikarenakan huruf-huruf awalnya maka disebut PNI-Baru. Organisasi ini dipimpin oleh orang-orang memiliki gaya yang berbeda dengan Soekarno, tetapi mempunyai gagasan yang sama dengan Soekarno. Namun pada tahun 1933 dengan meningkatnya tekanan dari pemerintah kolonial belanda, PNI-Baru akan menempuh taktik-taktik yang berbeda dengan PNI lama. Menurut PNI-Baru bahwa aksi massa dapat membahayakan keberlangsungan organisasi apabila pemimpinnya ditangkap, oleh karena itu PNI-BAru lebih mengedepankan pendidikan kader-kader, dikemudian hari hal tersebut menjadi garis politik Partai Sosialis Indonesia pimpinan Syahrir.
Gubernur Jenderal de Graeff  akhirnya mengurangi masa hukuman  penjara Soekarno karena banyak tekanan dari para tokoh sosial demokrasi  di Belanda. Pada Bulan desember 1931 Soekarno dibebaskan dan berusaha mempersatukan gerakan nasinalis tapi gagal. Pada bulan agustus 1932, dia bergabung dengan Partindo yang tampaknya juga mempunyai naluri sama yaitu aksi massa. Pada bulan juli 1933 Partindo mempunyai anggota sebanyak 20.000 orang.  Pada bulan agustus tahun  1932 Hatta akhirnya pulang ke Indonesia setalah sebelas tahun di Negeri Belanda dan mengambil kepemimpinan atas PNI-Baru. Sekarang perbedaan antara Soekarno dan Hatta melambangkan perpecahan dalam pergerakan nasional karena memiliki perbedaan pandangan dalam mencapai tujuan Indonesia merdeka, tetapi di tahun 1942 kerjasama diantara meraka menyembunyikan perbedaan tersebut.
Masuknya Jepang ke Indonesia mengakhiri kekuasaan Belanda lewat penyerahan tanpa syarat dalam perjanjian Kalijati, 8 maret 1942. Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia sangat besar terutama di Pulau Jawa, membuat Jepang sadar untuk menggandeng para tokoh nasional guna memobilisasi rakyat dan mengekploitasi sumber daya alam untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. Kepulangan Sjahrir dan Mohammad Hatta ke Pulau Jawa oleh Belanda sebelum peyerangan yang dilakukan Belanda, karena kedua tokoh ini menentang fasisme.[3] dan  menawarkan bantuan kepada Belanda. Hatta dan Sjahrir adalah sahabat baik serta sama-sama menganut ideologi sosial demokrasi, memutuskan untuk memakai strategi-strategi yang bersifat saling melengkapi dalam situasi kekuasaan Jepang. Hatta akan bekerjasama dengan Jepang , berusaha untuk mengurangi kekerasan pemrintahan mereka, dan memanfaatkan pemerintahan Jepang untuk kepentingan bangsa Indonesia. Sjahrir akan tetap menjauhkan diri dan membentuk suatu jaringan “ bawah tanah ‘ didukung terutama oleh para mantan anggota PNI-Baru serta berusaha menjalin hubungan dengan pihak sekutu. Sjahrir dan Hatta saling berhubungan erat selama pendudukan Jepang.
Setelah proklamasi kemerdekaan Sutan Sjahrir diangkat menjadi penasihat Presiden Soekarno sekaligus Duta Besar Keliling setelah melepas jabatannya sebagai perdana mentri yang pertama sejak republik Indonesia berdiri. Pada tahun 1948 Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) sebagai partai alternatif selain partai lain yang tumbuh dari gerakan komunis internasional. Meskipun PSI berhaluan kiri dan mendasarkan pada ajaran Marx-Engels, namun ia menentang paham komunisme marxis leninisme yang dianut PKI. Menurutnya pengertian sosialisme adalah menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, dengan mengakui dan menjunjung persamaan derajat tiap manusia serta demokrasi ekonomi setara. Dengan lahirnya PSI dapat mewadahi perjuangan kaum sosial demokrasi di Indonesia dalam merebut kekuasaan lewat gerakan parlementer. Lahirnya Partai Sosialis Indonesia (PSI) karena perbedaan kebijakan politik di dalam Partai Sosialis (PS) antara kelompok Amir Sjarifuddin yang lebih cenderung memihak blok komunis dengan kelompok Sutan Sjahrir yang menentang politik memihak tersebut. Sosialisme PSI disebut juga dengan sosialisme kerakyatan ( sosial demokrasi ). Masyarakat yang dicita-citakan oleh PSI adalah masyarakat Sosialis, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Sejak mulai berdirinya bentuk organisasi PSI adalah partai kader, akan tetapi karena kebutuhan untuk pemilihan umum sifat partai kader PSI makin lama makin bergeser ke arah partai massa. Namun demikian PSI tetap mengalami kekalahan dalam pemilihan umum 1955. Penyebab utama kekalahan partai PSI dalam pemilihan umum karena kelemahan partainya sebagai partai kader, penyebab lain karena terjadinya kecurangan-kecurangan dalam proses pemilihan umum oleh partai-partai yang berkuasa. Peranan kepolitikan PSI selama masa revolusi sampai pemilihan mumun pertama (1948-1955) dapat dilihat di pemerintahan dan di Lembaga Perwakilan Rakyat. Di pemerintahan PSI mewakili dalam empat Kabinet dari enam Kabinet yang pernah terbentuk pada masa itu. Di Lembaga Perwakilan Rakyat, mulai dari KNIP sampai DPRS PSI menjadi partai terkemuka, jumlah kursinya dalam lembaga tersebut menduduki posisi ketiga di bawwh PNI dan Masyumi. Peranan kepolitikan PSI yang lebih konkret terlihat dari sikap PSI terhadap perundingan-perundingan yang dilangsungkan antara Indonesia-Belanda, seperti terhadap Persetujuan Renville, Pernyataan Roem-Royen, dan Konperensi Meja Bundar.
Mengenai tuduhan PKI terhadap PSI yang menyatakan bahwa PSI terlibat dalam Peristiwa 17 Oktober 1952, tidak diketemukan bukti-bukti yang kuat tentang tuduhan tersebut. Oleh karena itu tuduhan tersebut tidak lain hanyalah strategi PKI untuk memojokkan PSI dalam percaturan kepolitikan nasional. Peranan politik PSI pada periode 1955 selain di tingkat nasional juga di daerah-daerah. Peranan tewreebut dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh cabang-cabang PSI di daerah-daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah-daerah lainnya. Peranan.kepolitikan PSI pasta pemilihan umum 1955-dapat dilihat dari perjuangannya di DPR dan di Konstituante. Selain itu peran politik PSI yang tidak kalah pentingnya adalah peranan politik luar negeri yang dimainkannya, karena kebijakan politik luar negeri
PSI pada dasarnya juga mencerminkan kebijakan politik luar negeri Pemerintah dan bangsa Indonesia. Peristiwa PRRIPermesta di awal tahun 1958 telah mempercepat berakhirnya peran kepolitikan PSI. Pembubaran PSI oleh Pemerintah tahun 1960 dihubungkan dengan keterlibatan beberapa pemimpin PSI dalam peristiwa PRRI-Permesta tersebut. Akan tetapi penyebab utama dibubarkannya PSI karena partai PSI
selalu mengkririk dengan keras konsepsi Presiden dengan sistem Demokrasi Terpimpinnya. Setelah PSI dibubarkan, PSI masih memperlihatkan peranan kepolitikannya dengan membentuk Liga Demokrasi bersamasama dengan partai-partai politik lainnya. Para tokoh-tokoh PSI bersama-sama dengan politisi partai
lainnya dalam Liga Demokrasi memperjuangkan dan menyuarakan tuntutan demokrasi terhadap Pemerintah. Liga demokrasi pun dibubarkan oleh Pemerintah karena dianggap bertentangan dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Dengan berakhirnya Liga Demokrasi maka berakhir pulalah peranan kepolitikan PSI di pentas
kepolitikan nasional karena tidak mempunyai wadah lagi. PSI ternyata tidak hanya dibubarkan,, tetapi para pemimpinnyapun ditahan dan dlasingkan oleh penguasa pada awal athun 1962. Penahanan dan pengasingan para pemimpin PSI dihubungan dengan tuduhan mengadakan rapat rahasia di Bali yang bertujuan untuk
menggulingkan Pemerintah, dan tuduhan terlibat dalam usaha percobaan pembunuhan Presiden Soekarno di Ujung Pandang. Akan tetapi semua tuduhan tersebut harsyalah skenario yang dibuat oleh PKI untuk melenyaikan pengaruh PSI dalam kehidupan politik Indonesia, karena setelah diadakan pemeriksaan
tuduhan tersebut tidak terbukti kebenarannya. Selama memainkan peranan kepolitikannya, hubungan PSI dengan partai-partai lainnya seperti dengan PNI, Masjumi, NU , dan partai-partai lainnya cukup baik. Kendatipun pada masa-masa tertentu dan pada masalah-masalah tertentu terjadi perbedaan pandangan antara PSI dengan partai-partai tersebut, namun masih dalam taraf yang wajar dan tidak sampai menimbulkan konflik seperti yang terjadi antara PSI dengan PKI.      



[1] Dalam Perdebatan Lenin di Kongres Internasionale pertama yang dicatat Mikail parlovic “ Zadic Vserossikoi nauchnoi asstsiatsii Vostokovendeniia” ( The Tasks of the All-Russian Sceintific Academy of orientology) , Novyi Vostok, I ( 1922 ), 9

[2] Soekarno melihat perbedaan sosial demokrasi dengan komunisme, untuk menghasilkan penafsiaran sosialisme ala Indonesia yang disebut Marheinisme yang sesuai kondisi obyaktif masyarakat Indonesia.

[3] Fasisme adalah paham dimana militir menguasai pemerintahan, nasionalisme yang berlebihan, rasis sarta anti demokrasi.